Sampuran Widuri
Indah Bagai Lukisan
Muhammad Ali, MLS
Sampuran Widuri adalah nama yang indah seindah tempatnya. Udara nan sejuk menambah betah berlama-lama menikmati sampuran ini. Objek yang sangat mempesona ini bak lukisan hidup yang tiada bandingnya.
Sampuran
Widuri yang berada di Dusun III, Desa Dolok Merawan, Kecamatan Dolok Merawan, tepatnya di
Kampung Rebah. Sampuran
Widuri
mempunyai ketinggian
sekitar 35 meter.
Obyek wisata ini di kelola oleh yang punya lahan
bekerja sama dengan Desa
Dolok Merawan. Untuk menuju air terjun ini sangatlah mudah, dari Simpang Baja Lingge
hanya berjarak sekitar 1,5 km. Sayangnya angkutan umum tidak ada menuju ke
lokasi. Pengunjung bisa menyewa ojek yang sengaja parkir di simpang dengan
harga sekitar Rp.10.000. sekali jalan. Bagi pengendara sepeda motor atau yang
menaiki kenderaan pribadi bisa langsung masuk ke lokasi dekat dengan air
terjun. Setiap pengunjung yang ingin melihat air terjun atau trekking dikenakan
biaya sebesar Rp.2.500/ orang sudah termasuk biaya parkir, sesuai dengan Perdes
Dolok Merawan No.01 Tahun 2006. Air
Terjun ini mengingatkan penulis pada air terjun Lembah Anai yang berada di
jalan lintas Bukitinggi – Padang. Hanya saja jarak tempuh agak berbeda. Air
Terjun Lembah Anai berada pada di jalan Lintas sehingga pengunjung dapat
menikmati air terjun dari kendaraan, sedangkan
Sampuran Widuri pengunjung harus
ekstra trekking untuk menuju Air Terjun. Sebenarya bagi eksplorer sejati
Sampuran Widuri lebih punya nilai jual dan menantang dibandingkan Air Terjun
lembah Anai. Tapi sayang mungkin kurangnya promosi yang dilakukan sehingga
sampuran ini kurang terekspos sehingga jadi barang langka.
Kepedulian
para pengambil keputusan di Sumatera Utara, khususnya di Kabupaten Serdang
Bedagai untuk mengeksplor tempat-tempat
wisata sebenarnya sudah lumayan baik dan
sangat disadari bahwa sektor Pariwisata akan dapat meningkatkan PAD, tapi kok
masih ada tempat wisata yang terbengkalai seperti Sampuran Widuri ini. Sepertinya
keseriusan itu masih seperti menari poco-poco maju mundur gak jauh melangkah.
Mungkin takut kalau-kalau dana besar yang akan dikeluarkan untuk usaha
pengembangan suatu objek wisata akan gagal. Sebenarya kalau mau mengembangkan
suatu objek wisata seperti Sampuran Widuri tidak perlu harus mengeluarkan dana
yang besar, karena objek wisata seperti ini harus dikembangkan dengan konsep Ekowisata yaitu mengembangkan suatu
objek wisata dengan melibatkan masyarakat setempat (Community Based Tourism). Pembangunan Shelter bisa menggunakan
bahan
tempatan
seperti bambu dan kayu-kayu kecil atau kayu kelapa yang sudah tua dengan
beratapkan ijuk atau atap rumbiah dan memanfaatkan pekerja lokal. Demikian juga dalam membangun tempat
duduk-duduk. Konsep ini akan terasa lebih alami dan diyakini akan bisa
mengundang minat orang kota untuk berkunjung dan bisa saja akan menarik
wisatawan asing. Karena umumnya bangunan di kota apalagi di negara luar sudah
menggunakan semen, keramik, besi dan bahan-bahan tidak ramah lingkungan
lainnya. Sehingga kalau bahan-bahan tersebut tetap kita gunakan untuk membangun
suatu objek wisata alam dirasa kuranglah serasi.
Trekker sedang di lereng Gua |
Hal
ini dapat kita lihat pada Sampuran Widuri, dimana tempat duduk yang disediakan
sudah menggunakan keramik sehingga kesan ekowisata sudah tidak terlihat lagi. Apalagi
keramik udah berlumut, maka lengkaplah ketidak harmonisannya dengan alam. Ditambah
lagi tidak adanya MCK dan tempat pembuangan sampah pada objek ini membuat
sampah plastik bak bunga yang sedang mekar berwarna warni menghiasi tanah dan
rumput. Penulis juga heran untuk apa retribusi dikutip
kalau
tidak ada seorang pun bertugas kebersihan dan membuat MCK sederhana atau
setidak-tidaknya ada tulisan “Dilarang Membuang Sampah” Sehingga konsep Back to Nature dapat benar-benar diaplikasikan
pada objek ekowisata ini.
Tangga Menuju Sampuran Widuri |
Sampuran
Widuri adalah sebuah tempat yang sangat menyenangkan, lokasi ini dengan mudah
dapat terjangkau. Bagi yang ingin sedikit berolah raga dan membakar lemak tubuh
inilah tempat yang sangat ideal. Satu-satunya jalan untuk menuju air terjun
adalah dengan menuruni 135 anak tangga.
Anak tangga sudah terbuat dari batu dan semen sehingga pengunjung dapat merasa
aman turun dan naiknya. Pada anak tangga ke 50 pemandangan spektakuler dapat
dinikmati yaitu air terjun Sampuran Widuri seutuhnya dapat kita intip melalui
celah-celah pepohonan dan inilah spot paling indah untuk melihat air terjun.
Pada tangga ke 100 pengunjung mulai terhembus butiran air bak embun menyiram. Percikan
air sepoi-sepoi mulai membasahi pengunjung. Makin dekat ke lokasi, pengambilan
foto mulai terganggu dengan bertambah derasnya air menermpa. Kenikmatan
alami seperti ini tidak akan didapat di
perkotaan. Pengunjung dapat mandi sepuasnya pada aliran sungai yang sedikit
dangkal, memang airnya seperti kebanyakan sungai-sungai ditempat lain tidaklah terlalu jernih. Tetapi kesejukan terpaan
air terjun dapat merobah suasana menjadi lebih nikmat. Monyet-monyet liar yang
melompat dari satu dahan ke dahan lain untuk mendapatkan buah kesayangan mereka
adalah pemandangan yang cukup unik, karena terkadang ada monyet yang usil duduk
termenung di atas pohon melihat pengunjung yang sedang mandi, ada pula yang
seolah mencibir tak suka dikunjungi karena mereka merasa terusik dengan
datangnya manusia ke habitat mereka.
Kegiatan
yang dapat dilakukan:
Perkemahan
sangat ideal dapat dilakukan di tempat ini karena dekat dengan air sehingga
mempermudah para pekemah untuk melakukan kegiatan. Kegiatan Outbound seperti
flaying fox melewati sungai dan kegiatan panjat tebing bisa dilakukan ditempat
ini dan bisa dijadikan pusat outbound di Kabupaten Serdang Bedagai. Demikian
juga para keluarga yang ingin melakukan piknik di Sampuran Widuri adalah tempat
yang sangat sesuai walaupun harus menuruni anak tangga yang demikian banyak.
Bagi peminat fotografi, dapat memadukan antara perkebunan, air terjun dan
sungai, juga sedikit suasana hutan sekunder.
Serdang
Bedagai bukan hanya memiliki Pantai tapi juga Bukit, Air terjun yang indah dan Hutan. Maka mari
kita ekspose tempat-tempat wisata lain demi meningkatkan kesadaran berwisata.